Roma 8:28 -
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah
.

Adalah hal yang luar biasa jika apa yang dituliskan dalam ayat di atas, digenapkan dalam diri kita. Tuhan turut bekerja dalam segala hal, termasuk hal-hal buruk...semuanya untuk mendatangkan kebaikkan bagi kita...Sekalipun itu adalah hal-hal yang buruk, tetapi Tuhan ijinkan untuk membentuk kita...guna mendatangkan hal-hal baik, yang luar biasa dalam hidup kita.

Inilah yang terjadi dalam Suprapto, seorang pemuda luar biasa, yang dalam usia muda, sudah berhasil  mempimpin beberapa perusahaan di Pontianak. Pada kesempatan ini saya bisa mewawancarainya dan menuangkannya dalam exclusive interview kali ini. Anda akan melihat bagaimana campur tangan Tuhan yang dahsyat, yang Dia ijinkan, untuk membentuk seorang Suprapto kecil, sehingga bertumbuh sampai seperti sekarang ini.

Kita akan melihat, bagaimana kisah nyata seorang penjudi, pernah terlibat perdukunan, akhirnya berjumpa Tuhan, bertobat, dan mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Temukan semuanya dalam artikel di bawah ini. Tak lupa juga kami lengkapi dengan kiat-kiat sukses ala Suprapto.

 

YAKOBUS EDY SUSANTO (YES): Pada kesempatan ini, bisa Anda ceritakan tentang background keluarga Anda?

SUPRAPTO:

Saya berasal dari keluarga dengan background kepercayaan yang berbeda. Papa saya sebenarnya Kristen, sedangkan mama beragama lain, percaya pada tradisi nenek moyang. Sudah puluhan tahun mereka menjalani kehidupan berumah tangga dengan kondisi seperti ini dan menghadapi berbagai peristiwa sulit yang kurang baik, akhirnya malahan papa berubah dari seorang Kristen yang tekun, menjadi Kristen sekedarnya saja. Bahkan akhirnya, papa melepaskan kepercayaannya. Sebaliknya, sekarang mama yang bertobat dan percaya Kristus.

Saya asli dari Pontianak. Papa bekerja sebagai kepala mandor bangunan dan karena pekerjaannya, beliau seringkali keluar kota. Biasanya beberapa bulan sekali baru pulang ke rumah. Akibatnya, kami anak-anak kurang mendapatkan pendidikan dari papa. Sedangkan mama adalah ibu rumah tangga. Semuanya kami ada 7 bersaudara dan semuanya laki-laki. Sejak kecil, kehidupan kerohanian saya juga sekedarnya saja.

YES: Berarti Anda sudah mengalami kehidupan yang keras sejak kecil. Lalu bagaimana selanjutnya, khususnya ketika belum mengenal Tuhan?

SUPRAPTO:

Bisa dibilang kehidupan saya sebelum bertobat, ya, sekedarnya saja. Dari kecil, kurang disiplin dan terdidik sebagaimana seorang anak pada umumnya. Sekalipun sudah berjualan kue untuk mencari uang sendiri, tapi sejak usia sepuluh, saya sudah belajar bermain judi. Saya pikir, melalui judi, saya juga bisa “mencari uang”. Sampai masa kuliah, saya masih terlibat perjudian.

Karena terikat perjudian, hasil uang perkerjaan saya, baik dari penjualan kue, hasil dari warung ketika SMA, juga pendapatan dari sales ketika kuliah, sering saya “putar” di judi. Saya gunakan uang itu untuk bermain judi.   

YES: Sebenarnya hal apa yang membuat Anda tertarik dengan judi?

SUPRAPTO:

Hal yang membuat saya tertarik bermain judi pada saat itu adalah keinginan saya untuk hidup sejahtera. Saya kurang nyaman dengan kehidupan keluarga yang hanya pas-pasan saja. Dan cara yang saya tahu untuk bisa cepat meningkatkan perekonomian selain bekerja, adalah melalui judi, sekalipun ini adalah cara yang keliru.  Maklumlah, saat itu belum mengenal Tuhan.

YES: Kapan Anda bertobat? Bisa Anda ceritakan prosesnya?

SUPRAPTO:

Pada tahun 2007, saya bertobat menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Mengapa bisa bertobat? Kisahnya bermula dari kesukaan saya berjudi. Karena seringnya bermain judi pada saat itu, maka taruhan yang dipertaruhkan itu, semakin lama semakin besar. Ada yang mencapai puluhan juta rupiah.Taruhan terbesar yang pernah saya lakukan dalam judi, pernah mencapai seratusan juta rupiah.

Melalui judi pun, saya terlibat okultisme. Saya sering pergi ke dukun-dukun, untuk mencari peruntungan.

Sekalipun mendapatkan banyak uang hasil perjudian, tetapi jiwa mengalami kekosongan. Uang yang didapatkan, saya “putar” lagi dalam permainan judi lainnya. Saya menggunakan cara bisnis dalam melakukan judi. Saya hanya memainkan uang “keuntungan” yang saya dapat dari hasil judi, sedangkan uang “modal”-nya, tetap saya simpan dan tidak dimainkan.

Kemudian setelah itu, semakin banyak uang yang saya dapat dengan berjudi, jiwa saya semakin kosong. Saya sempat berpikir, seandainya tiba-tiba besok saya mendadak meninggal dunia, apa yang akan terjadi? Bagaimana kondisi setelah kematian? Hal ini cukup mengganggu saya. Sampai akhirnya suatu malam,  saya memutuskan untuk meninggalkan perjudian.

 YES: Jadi karena adanya kebutuhan untuk mengisi kekosongan jiwa dan pikiran tentang kemungkinan keberadaan Anda setelah kematian, yang mendesak Anda untuk meninggalkan judi?

SUPRAPTO:

Benar. Jadi selama itu, jiwa saya tetap kosong dan saya terus menjalankan kehidupan hanya untuk mencari uang dan mencari uang saja, tidak punya agama, apalagi mengenal Tuhan. Sampai kepada malam bersejarah itu di tahun 2007, dimana saya sempat berpikir tentang kematian.

YES: Lalu, tindakan apa yang Anda  lakukan untuk mengisi kekosongan itu dan mencari jawaban atas pikiran yang mengganggu Anda?

SUPRAPTO:

Saya berusaha mengisi kekosongan jiwa itu, dengan berusaha mencari kebenaran dari agama-agama yang ada. Saya mempelajari beberapa agama. Pada akhirnya tinggal dua kepercayaan saja yang akan saya pilih, salah satunya adalah Kristen.

Puji Tuhan, kita memiliki Tuhan yang maha baik. Dia membukakan saya banyak hal, dimana banyak pertanyaan yang saya ajukan pada-Nya mendapat jawabannya. Padahal saya belum mengenal siapa Tuhan yang benar, saya hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu kepada Tuhan yang hidup.

Salah satu pertanyaan yang saya ajukan ialah: Tuhan, Engkau adalah penciptaku. Sejak kecil saya jarang dibekali pengetahuan yang benar tentang Engkau, sekarang jiwa saya kosong dan mau mencari kebenaran yang sejati. Saya mau mencari-Mu. Tunjukkan padaku, jalan yang benar supaya bisa menemukan-Mu. Apakah harus melalui agama-agama yang ada? Atau hal-hal lainnya? Mohon petunjuk-Mu. Demikianlah doa saya.

Puji Tuhan, Dia mulai menjawab pertanyaan saya ini, sekalipun tidak secara langsung. Ketika saya belum menjadi anak Tuhan, Dia sudah banyak melakukan berbagai keajaiban dan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan luar biasa. Ada beberapa hal yang saya minta untuk Tuhan buktikan saat itu juga, sekalipun itu adalah hal-ha yang sebenarnya tidak boleh. Tetapi tetap saya minta sebagai bukti bahwa Dia adalah Tuhan yang benar dan menunjukkan keberadaan-Nya kepada saya. Dan Tuhan menjawab semuanya.

Saya disingkapkan begitu saja oleh Tuhan. Itulah sebabnya saya katakan bahwa pengalaman hidup bersama Tuhan sangat luar biasa. Sekalipun saat itu, saya belum benar-benar mengenal Dia. Ketika pertanyaan diatas saya lontarkan kepada Tuhan, saya belum masuk agama apapun.

Saya juga pernah mengalami jawaban dari Tuhan yang sungguh luar biasa. Saya ada satu pertanyaan kepada Tuhan. Dia menjawabnya dari orang lain yang belum saya kenal, yang secara tidak sengaja menjumpai dan berbicara dengan saya dan herannya, pembicaraan ini merupakan jawaban atas salah satu pertanyaan yang telah saya ajukan kepada-Nya. Sejak saat itu, saya baru percaya bahwa Tuhan juga bisa menjawab kita melalui media-media atau orang-orang lain. Dia bisa menggunakan berbagai cara untuk menjawab pertanyaan kita.  

Luar biasa Tuhan! Dia adalah Tuhan yang dahsyat! Saya yakin, yang menjawab semua pertanyaan saya adalah Tuhan yang hidup dan saya harus ikut Dia. Saya mau mencari dan mengikuti Tuhan yang demikian. Pertanyaannya, dimanakah saya bisa menjumpai Tuhan seperti ini? Dari penelusuran saya, saya menemukan Tuhan yang seperti ini dalam diri Tuhan Yesus. Ternyata yang menjawab semua pertanyaan saya secara ajaib adalah Tuhan Yesus. Akhirnya saya putuskan  untuk bertobat dan mengikuti Yesus.

YES: Proses pertobatan ini terjadi di tahun 2007?

SUPRAPTO:

Benar. Namun masih ada persoalaan berikutnya, tidak berhenti sampai disini. Setelah percaya Yesus, saya masih bingung. Berarti saya harus bergabung dengan sebuah gereja, tapi gereja yang mana? Saya bingung, karena tidak ada yang membimbing/mementori saya. Saya tidak mengerti. Kembali saya bertanya dalam doa kepada Tuhan, “Tolong tunjukkan ke gereja mana saya harus bergabung dan berbakti kepada-Mu? Supaya saya bisa bertumbuh dan mengenal-Mu dengan benar.”

Secara ajaib, Tuhan mempertemukan saya dengan seorang kawan. Kami mengunjungi beberapa gereja. Saya hanya datang berkunjung dan menjadi tamu. Bagi saya, setiap gereja itu bagus, tepi yang mana gereja yang tepat bagi saya?

Akhirnya, kawan tadi mengajak saya beribadah di Gereja Sungai Yordan Pontianak, atau yang kita kenal sebagai Psalm 21 Successful Community, pada tahun 2007. Sekalipun kawan saya ini bukanlah jemaat Gereja Sungai Yordan,  hanya simpatisan saja. Saat itu, gereja masih menyewa hall di Mal Gajah Mada (sekarang hotel Aston – red). Sebenarya, sejak saya belajar salesman, sudah ada yang membisikan saya untuk datang ke Gereja Sungai Yordan. Tetapi saat itu, saya masih belum mengerti apa itu Gereja Sungai Yordan dan dimana tempatnya. Tetapi puji Tuhan, tenyata kawan saya ini tahu dan pernah beribadah disana.

Akhirnya kami pun datang, sekalipun banyak halangan yang terjadi. Ketika mau datang pertama kali, cuaca tidak mendukung alias hujan dan kami masih menggunakan motor. Ditambah lagi, ketika mau berangkat, tiba-tiba ban motor kempes. Akhirnya kami putuskan apapun yang terjadi, kami tetap berangkat ke gereja.

YES: Bagaimana perasaan Anda ketika pertama kali beribadah di Gereja Sungai Yordan Pontianak?

SUPRAPTO:

Ketika pertama kali beribadah di Gereja Sungai Yordan, saya merasa enjoy. Antusiasnya dapat dan rasanya OK. Saya merasakan ada sesuatu yang beda, tetapi saya belum mengerti jika itu adalah semacam jamahan Tuhan. Saya pun memutuskan untuk beribadah lagi di minggu-minggu selanjutnya, di gereja ini.  Setelah bertobat, Tuhan sendiri banyak mengubahkan hidup saya, sekalipun saya belum mempunyai tujuan hidup dan belum mengetahui kemana saya harus melangkah. Tetapi setelah mengenal Tuhan, Dia membukakan banyak hal kepada saya, sehingga tujuan hidup saya semakin jelas. 

Saat itu, saya masih bekerja sebagai salesman. Setelah mengalami berbagai proses, saya memutuskan untuk dibaptis pada Agustus 2007, dengan motivasi awal yang sangat sederhana, yaitu supaya bisa masuk Sorga jika meninggal. Setelah dibaptis pun, saya masih terus diproses untuk semakin mengenal-Nya.

YES: Saat ini, Anda telah dipercayakan mengelola beberapa perusahaan. Bisa Anda ceritakan bagaimana proses yang Anda alami, sehingga bisa mencapai keberadaan seperti sekarang ini?

SUPRAPTO:

Ketika masih bekerja sebagai salesman di tahun 2006, saya berdoa kepada Tuhan bahwa saya ingin bekerja di bank. Akhirnya atas kemurahan Tuhan, saya diterima bekerja pada sebuah bank di Pontianak. Lalu tahun 2008, saya berdoa pada Tuhan bahwa saya rindu untuk bekerja pada sebuah bank lainnya yang lebih besar lagi dan Tuhan kabulkan. Dengan cara yang ajaib, saya bisa diterima bekerja di sebuah bank yang lebih besar dari bank sebelumnya tempat saya bekerja.

Iman dan kerohanian saya semakin bertumbuh dengan baik. Pada tahun 2009, atas pertolongan Tuhan, saya sudah bisa membeli sebuah rumah sendiri. Jabatan saya dalam pekerjaan juga terus dipromosikan Tuhan dan terus naik.

Pada tahun 2010, saya bekerja disebuah bank lain dan dengan cara yang heran, saya dipromosikan ke kantor pusat Jakarta, untuk menjabat sebagai Trader Interbank di Treasury Division. Sebenarnya posisi Trader adalah pekerjaan impian saya sejak bekerja di bank. Karena di seluruh Indonesia, profesi sebagai Trader Interbank yang mengelola devisa Bank itu tidak banyak. Jadi sangat menantang dan dengan penghasilan yang bagus. Saya sangat bersyukur jika Tuhan membukakan jalan untuk meraih impian ini dalam waktu yang sangat cepat. Saya meninggalkan pekerjaan di Bank tersebut pada tahun 2012, dengan jabatan terakhir, Senior Manager FX Trading Division.

YES: Lalu bagaimana prosesnya sampai Anda bisa terjun ke dunia bisnis?

SUPRAPTO:

Begini ceritanya. Diawal tahun 2012, saya menikah dan membawa serta istri saya ke Jakarta juga. Lalu diawal tahun 2012, Tuhan menjawab doa kami semua, saya diminta seorang mentor saya untuk kembali ke Pontianak dan belajar bisnis saja. Saya memutuskan untuk meninggalkan zona nyaman saya sebagai trader di bank dan pulang ke Pontianak untuk dipercayakan mengelola sebuah perusahaan yang bergerak dibidang  otomotif & transportasi. Dengan cara demikian, Tuhan membuka jalan bagi saya untuk mulai terjun ke dunia bisnis. Sampai saat ini, ada 2 buah perusahaan yang saya jalankan. Saya bersyukur bahwa Tuhan sangat mengasihi saya melalui orang-orang disekeliling saya, terutama mentor-mentor saya dan ini semua bertujuan untuk memuliakan Tuhan dan menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup kita.

YES:Apa yang membuat Anda berani meninggalkan zona nyaman Anda? Apakah ada tujuan khusus?

SUPRAPTO:

Tujuan saya, dimana saya berharap melalui usaha yang saya kelola dan kembangkan, akan menjadi berkat bagi banyak orang, karena ini bisa membuka lapangan kerja baru. Jika kita hanya bekerja pada orang lain sebagai pekerja atau karyawan saja, walaupun tidak kekurangan, saya kira kita bisa diberkati tapi hanya untuk diri kita sendiri. Tapi jika kita membuka atau menjalankan usaha, akan bisa jadi berkat bagi orang lain, selain diri kita juga diberkati. Karena setiap perusahaan baru yang dibuka, paling tidak, bisa menampung 10-15 orang karyawan.

YES: Pernahkah Anda mengalami suatu masa dimana Anda mengalami jamahan Tuhan yang paling dahsyat dalam hidup Anda?

SUPRAPTO:

Sebenarnya, awalnya saya adalah orang yang sulit percaya pada seseorang atau hal apapun, termasuk Tuhan Yesus, karena Sosok-Nya yang kontroversial. Sejak kecil, saya adalah orang yang selalu menggunakan logika. Jadi, hal-hal ketuhanan, sulit saya terima. Jadi, ketika pertama kali Yesus menyatakan Diri-Nya, saya masih sulit menerima-Nya. Bahkan ketika saya memberi diri dibaptis, kepercayaan saya belumlah sepenuhnya.  Karena waktu itu saya berpendapat, jika sudah baptis bisa masuk sorga jika meninggal.

Butuh waktu 6 bulan bagi saya setelah baptis, untuk bisa menerima dan mengenal sosok Yesus. Hanya karena saya tetap mencari mana Tuhan yang benar dan bisa mengisi kekosongan jiwa saya, maka akhirnya saya percaya sepenuhnya kepada-Nya. 

Tapi sebenarnya saya mengalami jamahan Tuhan yang luar biasa untuk pertama kalinya adalah ketika mengikuti Ibadah Impartasi Awal Tahun 2008 di bulan Januari, sekitar 6 bulan setelah saya dibaptis. Inilah titik balik yang saya alami. Dari situlah hidup saya mengalami perubahan yang lebih drastis lagi. Ketika dijamah Tuhan, sepertinya saya tidak sadar dan hanya bisa berseru, “Yesus...Yesus...!”

Saya sangat bersukacita. Setelah itu, terasa lebih mudah lagi untuk belajar firman Tuhan. Inilah yang membawa saya semakin mengenal sosok Yesus. Kalau sebelumnya, saya hanya memanggil sosok yang saya sembah sebagai Tuhan atau Allah, tetapi sejak peristiwa itu, saya memanggil-Nya lebih jelas dan yakin, “Tuhan Yesus!” Inilah Tuhan yang sejati!  

YES: Bagaimana dengan pertumbuhan kerohanian dan keaktifan Anda dalam kegiatan kerohanian?

SUPRAPTO:

Saya sudah ikut ke Komsel sejak tahun 2008 tetapi masih “timbul-tenggelam”. Saya dimentor oleh Ibu Ernawati sebagai PKS saya. Meskipun demikian, saya juga sempat “hilang” dari komsel. Ketika “menghilang”, saya merasakan kembali kekosongan itu, jadi saya balik lagi. Ketika 2007 masih baru bergabung di Gereja, saya hanya ikut ibadah raya dan saya belum mau ikut kegiatan lainnya. Tapi sejak dijamah Tuhan dalam Ibadah impartasi Awal Tahun 2008, saya baru mulai aktif, termasuk di komsel, juga semua kegiatan gereja saya ikuti, seperti Seminar Hidup Baru dalam Roh (sekarang Kingdom Gathering), pemuridan, dll.

YES: Bagaimana dengan pelayanan di gereja? Sejak kapan Anda terlibat dalam pelayanan?

SUPRAPTO:

Saya mulai terlibat dalam pelayanan di gereja sejak tahun 2009 sebagai usher. Sejak itu, saya belajar untuk menjadi pekerja yang setia, harus semakin berubah dan tidak boleh menjadi Kristen yang biasa-biasa lagi. Saya merasakan ada rencana Tuhan yang dahsyat dalam kehidupan saya. Namun saya belum tahu apa rencana-Nya itu. Untuk itu, saya harus setia melayani-Nya lewat gereja. Saya pun aktif ikut Ibadah Winner Fellowship setiap hari Jumat (dulu disebut Ibadah Doa Pengerja).

Saya setia melayani sebagai usher. Bagi saya pelayanan apapun itu sama, asalkan dilakukan dengan segenap hati, karena pelayanan adalah wujud untuk menghormati dan mengasihi Tuhan kita, tanpa bermaksud untuk menampilkan diri kita. Usher, tukang parkir, jaga helm, bukanlah pelayanan yang “rendahan”. Saya juga pernah terlibat dalam pelayanan parkir dan jaga helm. Saya harus belajar setia dalam hal yang kecil. Apapun yang saya bisa lakukan, akan saya lakukan, karena saya mengasihi Dia. Setiap minggu saya pasti aktif dalam pelayanan Usher. Saya percaya bahwa pasti ada waktunya Tuhan agar kami dibawa kepada pelayanan lainnya. Promosi memang lewat manusia, tetapi sumbernya dari Tuhan.

Sekarang ini saya bersama istri sudah menjadi PKS dan membuka komsel sendiri di rumah, yaitu komsel untuk pasangan muda. Sampai sekarang, kami suami-istri masih dimentoring oleh Pst. Ernawati.

YES: Tadi Anda menceritakan bahwa Anda sudah memiliki sponsee untuk dibina,  tentunya Anda sudah menjalankan prinsip One on One (seorang melayani seorang). Bagaimana Anda merapkan one on one? Selain menjadi PKS, apa jabatan Anda dalam pelayanan saat ini? 

SUPRAPTO:

Saya juga sudah mementoring beberapa orang dalam menjalankan one on one, baik itu yang sudah berjemaat di gereja kita, ataupun yang belum bergabung di gereja dan yang belum percaya Tuhan. Baik itu mentoring dalam rohani maupun bisnis. Saya tidak pernah memaksa orang untuk gabung ke gereja kita, tetapi saya terus mendorong orang-orang yang saya mentoring untuk bergabung ke salah satu gereja dan aktif dalam komsel di gereja itu.

Di gereja kita sendiri, saya baru mementori sekitar 5-6 orang. Sebagian ada dalam komsel saya, sebagian lagi berada dalam komsel lain. Tetapi jujur, saya belum berbuah. Tetapi saya akan terus berusaha mendidik dan mementoring mereka, sampai bisa menjadi PKS dan mentor bagi orang lain juga. Setelah itu, baru bisa dikatakan saya sudah berbuah. Sampai saat ini, sudah berjalan sekitar setahun saya melakukan hal ini.

Posisi jabatan saya di gereja adalah sebagai koordinator Ibadah Spektkuler. Motivasi awal kami dalam pelayanan adalah supaya bisa menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan Tuhan.

YES: Bagaimanakah bentuk komsel yang Anda bina saat ini? 

SUPRAPTO:

Tadi di atas, saya katakan sudah memimpin sebuah komsel. Hal ini sudah saya lakukan sejak tahun 2011, sejak masih di komsel Gajah Mada 19, saya diminta untuk jadi PKS oleh mentor saya. Setelah itu, kami punya kerinduan untuk melayani pasangan muda, karena setelah menikah, kami melihat banyak pasangan muda berada dalam kondisi yang sangat rentan dan perlu dilayani. Kami melihat banyak pasangan muda yang setelah menikah, lalu “terlepas” dari pantauan gereja dan hal ini sangat berbahaya. Oleh karena itulah, sebagai bagian dari gereja, kami membangun komsel khusus untuk pasangan muda. Kami merangkul pasangan muda yang baru menikah, tetapi belum bergabung dalam komsel. Sementara ini, komsel yang kami bangun belum bertujuan untuk multiplikasi dulu, maksudnya supaya para anggota sel kami dikuatkan dulu pada pengenalan terhadap Allah, Gereja, Gembala maupun pribadi mereka sendiri, serta tidak rentan ribut, cerai, dll. Kami percaya ketika mereka sudah kuat, maka kedepannya pasti akan ada multiplikasi. 

 YES: Menurut Anda, apa manfaat kita berkomsel?

SUPRAPTO:

Bagi saya, sungguh bermanfaat jika kita berkomsel. Dari komsel-lah, saya bisa bertumbuh dalam segala aspek kehidupan kami baik rohani maupun jasmani. Dari komsel, saya bisa beli rumah karena infonya dari PKS saya. Dari komsel, saya bisa mengenal calon pasangan saya yang sekarang sudah menjadi istri. Dari komsel, saya bisa belajar kesetiaan, integritas, komitmen dan tanggung jawab. Nilai-nilai inilah yang saya bawa dalam pekerjaan saya. Dan nilai-nilai ini yang saya bagikan kepada orang-orang sekitar kami.

YES: Bagaimana perkembangan bisnis yang Anda kelola sampai saat ini?

SUPRAPTO:

Sampai saat ini, saya dipercaya oleh teman-teman untuk mengelola 2 perusahaan, yaitu sebuah perusahaan distribusi truk untuk wilayah Kalbar, termasuk servis dan penjualan suku cadang, bekerja sama dengan sebuah ATPM di Jakarta. Perusahaan lainnya bergerak dibidang transportasi. Saya sangat bersyukur bahwa semuanya berjalan sangat baik karena kasih karunia Allah, melalui orang-orang di sekitar saya. Karena selama bertahun-tahun saya bekerja di Bank, saya tidak mengerti sedikitpun tentang dunia otomotif, tetapi atas Kasih-Nya, kami boleh terus bertumbuh untuk mencapai yang terbaik.

YES: Selain kedua perusahaan itu, apa saja bisnis lain yang sedang anda kembangkan? Dan apa rencana kedepannya untuk bisnis Anda?

SUPRAPTO:

Puji Tuhan, kami akan terus senantiasa mengembangkan usaha kami yang sudah ada ke berbagai bidang, maupun bisnis lainnya dan kami bersyukur bahwa Tuhan selalu punya cara untuk menolong kami.

YES: Melihat dari kisah perjalanan hidup Anda di atas, sepertinya insting bisnis Anda sudah terasah sejak kecil?

SUPRAPTO:

Benar. Saya bersyukur jika Tuhan sudah mendidik saya dari sejak kecil dengan berbagai kesusahan hidup, sehingga insting bisnis itu terasah. Seperti menjual kue sejak kelas 3 SD. Sekalipun orang tua tidak menyuruh, tetapi ada inisiatif untuk menghasilkan uang sendiri sudah ada sejak dini.

Saya menjual kue sampai usia kelas 3 SMP. Memasuki SMA, saya melakukan pekerjaan lainnya seperti mengajar les privat. Lalu juga pernah membuka warung sembako kecil-kecilan. Saya bersyukur akan semuanya ini, karena dari pengalaman-pengalaman ini, insting bisnis saya semakin terasah.

Dengan insting seperti ini jugalah, pada waktu itu saya sangat mudah dalam menjalankan profesi sebagai seorang trader valas yang bertugas mengelola devisa bank, supaya pendapatan bank bisa berlipat ganda, yang juga memang membutuhkan keberanian dan insting yang jitu. Karena setiap hari transaksi yang dilakukan, bisa mencapai puluhan bahkan ratusan milliar, terkadang dalam US $ dan mata uang asing lainnya. Ini saya ceritakan dengan maksud untuk menyampaikan, bahwa apapun yang kita alami, ada maksud baik Tuhan dibaliknya.

Satu yang pasti adalah, kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan dalam kondisi yang kita mau. Pasti ada rencana Tuhan didalamnya. Setiap rancangan Tuhan ini, harus kita maksimalkan dalam hidup kita. Bukankah sebagai anak-anak Tuhan, kita diperlengkapi dengan kuasa untuk melakukannya? Saya benar-benar mengalami bagaimana Tuhan turut bekerja dalam segala hal, untuk mendatangkan kebaikan bagi saya.

YES: Apakah Anda memiliki ayat emas yang menjadi pegangan Anda sampai sekarang?

SUPRAPTO:

Ada. Ayat emas yang menjadi pegangan saya :

Mazmur 75:7-8 – “Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain.”

Saya percaya bahwa Allah adalah Hakim atas kehidupan manusia dan saya menyerahkan kehidupan saya sepenuhya kepada-Nya. Dialah yang akan meninggikan, mempromosikan, memuliakan dan merendahkan saya. Jika Dia yang membuka pintu, tidak ada yang bisa menutupnya. Yang saya harus jaga adalah hidup benar dihadapan-Nya, bukan hanya dihadapan manusia saja. Karena, bukan manusia yang menjadi hakim atas kehidupan saya, tetapi Tuhan.

AMIN!!!