Hari ini saya akan menyampaikan kotbah yang sangat penting dengan tema “Kasih Merupakan Pintu Mujizat”. Kasih memang sangat penting sekali, terutama dalam kehidupan rumah tangga. Suatu ketika, seorang ibu yang sudah berumahtangga selama 50 tahun, berkesempatan diwawancarai searang MC di sebuah acara talk show di sebuah stasiun televisi swasta. Ketika diwawancara perihal rahasia kelanggengan rumahtangga yang telah terbina selama 50 tahun, ibu ini menjawab, bahwa kejelekan pasangan (Suaminya), sebanyak bintang dilangit (sangat banyak tak terhitung) dan kebaikan suaminya hanya satu saja, seperti matahari, tetapi ketika matahari itu (kebaikan suaminya) bersinar, langsung menutupi semua bintang-bintang itu (kejelekan suaminya), itulah rahasianya. Kesalahan adalah sampah dan kebaikan adalah mutiara.

Terkadang memang melihat sampah itu lebih mudah daripada melihat mutiara. Melihat kesalahan pasangan sangat mudah, tetapi ambil waktu sejenak melihat kebaikan pasangan kita, itu akan bersinar bagaikan mutiara yang menutupi sampah-sampah itu.

Mutiara yang terbaik adalah kasih. Kasih mendasari setiap perbuatan baik yang dilakukan seseorang. Satu perbuatan baik itu, langsung menutupi beribu-ribu kejahatan yang dilakukan orang itu. Kasih mendatangkan sukacita, menghadirkan kerajaan Allah, itulah Sorga di hati kita, yang menghadirkan Sorga di Bumi. 

Sahabat, terkadang terlalu mudah kita mengatakan, “Heaven on Earth”. Sorga itu bukan terjadi karena teriakkan kita atau nyanyian kita. Sorga adalah pemberian Tuhan. Yang harus dilakukan adalah, hadirkan kerajaan Allah, maka sorga akan hadir dalam kehidupan kita. Mau merasakan suasana sorga dalam hidup kita? Hiduplah dalam hukum kerajaan Allah. 

Firman Tuhan berkata dalam 1 Petrus 4:7-10, “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.”

Berbagai tanda membuktikan bahwa kedatangan-Nya, memang sudah dekat. Biasanya, segala sesuatu yang menjelang akhir, pasti ada pekerjaan ekstra, sesuatu yang lebih dahsyat. Itupun terjadi sekarang, di akhir jaman ini, baik Tuhan maupun hantu, keduanya bekerja lebih ekstra. Sebagai pendeta, saya merasakannya akhir-akhir ini. Karena itu, kita harus menguasai diri dan menjadi tenang, supaya kita bisa berdoa. 
Mengapa ada banyak orang, sulit berdoa? Kalaupun berdoa, tidak mengalami terobosan. Penyebabnya karena, kurang tenang karena masalah yang dihadapi. Persoalannya bukan pada masalahnya, tetapi keadaan hati kita. Seorang tidak merasa tenang, karena hatinya penuh masalah. Sebagaimana lava yang tersembunyi di perut Bumi. Sekali waktu, lava itu akan “mengamuk”, akibatnya terjadi gempa. Demikian juga dengan hati kita, terlalu lama menyimpan masalah. Sekali waktu, akan bergejolak dan “meletus”. Artinya kita harus selalu waspada. Jika ini terjadi, berarti ada sebuah tanda tidak baik untuk kita.
Untuk itu, kita harus kuasai diri dan jadi tenang.  Jika hati tenang, kita pun dapat berdoa sampai mengalami terobosan. Suatu hari, kami sempat melayani sepasang suami-istri, kaya, punya segalanya, istrinya cantik dan suaminya juga ganteng, tetapi rumahtangganya tidak harmonis. Sudah melayani, tetapi perkelahian dalam rumah tangga tidak pernah berhenti. Setelah diselidiki, ternyata dalam hati masing-masing, telah menyimpan kekecewaan mendalam, yang sewaktu-waktu siap “meledak”. Setelah dilayani, dibuanglah semua “lava” berbahaya itu dari dalam hati masing-masing, sehingga masing-masing bisa menguasai diri dan menjadi tenang. Keduanya bisa berdoa, dan masalah pun diakhiri. Jika kita tidak membuang “lava” yang masih tersimpan dalam hati kita, sewaktu-waktu akan “meletus” dan menggoncangkan kita.  

Ayat kuncinya adalah ayat 8-10, “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Jadi, penuhi hati kita dengan kasih, tidak bersungut-sungut dan saling melayani. Kasih merupakan pintu mujizat. 

Untuk mengalahkan lava yang siap meletus di hati kita, satu-satunya senjata hanya kasih. Kejarlah kasih dan usahakanlah kita memperoleh karunia-karunia.